ZONA CONMEBOL
1. Claudio Lizzama (Chile)
Sebagai mantan pemain timnas Chile, penampilannya tidak mengecewakan. Pemain yang tidak memiliki rambut ini selalu tampil garang di barisan belakang bersama Dadang Hidayat dan Suwandi HS. Bahkan, tidak sedikit bobotoh yang menganggapnya sebagai salah satu pahlawan tim saat hampir terjerumus ke jurang degradasi di musim 2003.
2. Alenjandro Tobar (Chile)
Kaki kiri adalah kaki andalan pemain latin ini. Permainannya cukup tenang, datang bersama gerbong Lizzama, Tobar memberikan warna yang berbeda di lini tengah Persib. Sang play maker memiliki visi bermain yang sangat baik. Sayang, dia harus hengkang lantaran saat itu beredar kabar anti Chile di internal tim Persib dan bergabung dengan musuh bebuyutan, PSMS Medan. Bahkan saat kembali ke Bandung pada musim 2006, dia mencetak satu asist dan gol ke gawang Kosin, Maung pun terkapar di kandangnya.
3. Julio Lopez (Chile)
J-Lo, sapaan akbrabnya, pergi meninggalkan PSIS saat namanya telah melekat di hati para pendukung tim Mahesa Jenar. J-Lo memilih bergabung dengan tim biru dari Bandung saat menerima ajakan pelatih Juan Paez, yang sama-sama berasal dari Chile. Tetapi, kebersamaannya dengan Pangeran Biru tidak sampai akhir musim. Pemain gempal ini hanya bertahan satu musim dan namanya menghilang dalam skuad Persib dengan berbagai alasan kepergiannya.
4. Lorenzo Cabanas (Paraguay)
Pada awal ia bergabung dengan Persib, tidak sedikit bobotoh yang meragukan kemampuannya, terutama kondisi fisik. Bergabung pada tahun 2007 dari sang rival abadi Persib, Persija. Enzo kemudian menjadi roh permainan Persib dibawah asuhan Arcan Iurie. Duetnya bersama Suwita dan Eka Ramdhani dalam formasi 3-5-2 sempat membawa Persib keluar sebagai juara paruh musim. Pemain yang jarang bicara ini menjadi spesialis tendangan bebas dan pengumpan bola yang ciamik melalui kaki kidal andalannya. Sang inspirator juga memiliki kemampuan diving yang baik dan sering mengelabui wasit.
5. Hilton Moreira (Brazil)
Pemain asal Brazil ini masuk ke dalam skuad Persib melalui gerbong pemain dari tim Deltras yang dibawa Jaya Hartono pada tahun 2008, musim LSI edisi perdana. Sempat diragukan karena pamornya tidak setenar para pemain asing lainnya, Hilton menjelma menjadi pemain kesayangan bobotoh. Aksi pertamanya yang memikat hati bobotoh adalah saat Persib beruji coba dengan Sriwijaya FC dan ia yang membawa Persib memenangkan pertandingan dengan skor 1-0. Bersama Cristian Gonzales, duetnya di tahun 2009 merupakan salah satu duet maut di LSI. Namun cedera parah mengharuskannya pulang ke Brazil untuk menjalankan operasi. Saat pulang kembali ke Indonesia, ia sempat membela Sriwijaya FC, dan kembali berseragam biru-biru khas Persib Bandung.
6. Cristian Gonzáles (Uruguay)
Ketika membela Persib, El Loco masih berwarga negara Uruguay. Kedatangannya dari Persik Kediri mengejutkan semua pihak, bahkan kepindahan El Loco menurut penulis adalah yang paling menyedot perhatian bobotoh. Hal yang wajar, karena saat itu dia berpredikat sebagai top skor Liga dalam tiga musim terakhir. Bahkan, saat berseragam Persib, dia juga meraih tropi sepatu emas bersanding dengan Boaz Salosa yang sama-sama mengemas 28 gol (14 untuk Persik dan 14 untuk Persib). Pemain ini juga merupakan salah satu pemain yang sering mencetak hatrick bagi Persib.
ZONA CAF
7. Christian Bekamenga (Kamerun)
Adalah striker utama timnas U-23 Kamerun kala itu. Penampilannya tidak garang, tapi orang sunda bilang leuleus liat. Walaupun jarang tampil bersama Persib karena terbagi dengan penampilannya di timnas, Beka merupakan top skor tim pada musim 2007. Dia adalah predator yang pernah membobol gawang Persija sebanyak 2 gol pada saat Salim dkk mengalahkan Persija dengan skor 3-0 di musim yang sama. Namun sayang, pemain termahal Persib saat itu tersebut harus pergi saat liga belum berakhir, karena kontraknya habis dan bergabung dengan klub Nantes di Liga Prancis. Bekamenga ogah memperpanjang kontrak beberapa bulan ketika liga berjalan molor tidak sesuai jadwal semula.
8. George Clement Nyeck Nyobe (Kamerun) Harganya saat itu “hanya” sekitar 600 juta rupiah. Harga yang murah bagi seorang pemain asing. Namun jangan ditanya kontribusinya bagi tim. Nyeck adalah benteng tangguh Persib bersama Pato dan Nova Arianto di musim 2007. Tetapi di putaran kedua, Arcan Iurie membuat kesalahan saat melepasnya ke Persela demi mendapatkan Leo Chitescu dari PSM. Dalam peminjaman tersebut, Persela sepakat untuk tidak memainkan Nyeck pada saat timnya berduel dengan Persib di putaran kedua. Tahun 2008, ia kembali berseragam Persib berduet dengan Nova Arianto dan Maman Abdurahman.
9. Ekene Ikenwa (Nigeria)
Dialah sang raja tandang. Pemain asal Nigeria ini lebih “mamprang” ketika bermain di kandang lawan. Dengan postur tubuh yang tinggi, ia juga kerap mencetak gol dengan sundulan kepalanya.
10. Redouane Barkaoui (Maroko)
Datang pada musim 2006, musim yang sulit dilalui oleh Persib karena hampir terdegradasi. Namun penampilannya paling menonjol dibandingkan pemain asing lainnya di tim Persib, hanya saja si tari jaipong ini lebih sering terkena cedera. Dirinya dipertahankan oleh Arcan Iurie di musim 2007 dan harus bergantian bermain dengan Zaenal Arief jika Bekamenga tampil.
11. Makan Konate (Mali)
Usianya masih 23 tahun saat membela Persib Bandung, namun perannya begitu penting di sektor tengah Persib. Determinasinya oke, ditunjang fisik, skill dan visi bermain yang di atas rata-rata pemain lokal menjadikan Konate sebagai pemain asing yang mampu memberikan gelar juara bagi Persib.
ZONA UEFA
12. Miljan Radovic (Montenegro)
Sang Professor bola-bola mati. Begitulah julukan yang pernah diberikan oleh seorang komentator di televisi. Radovic memang memiliki keahlian sebagai penendang bola mati. Bahkan dirinya pernah mencetak hatrick saat melawan Persiwa di musim LSI edisi ketiga walaupun berposisi sebagai pemain tengah. Meski usianya sudah menginjak 35 saat itu, kemampuan fisiknya masih mampu mengimbangi para pemain yang lebih muda darinya.
13. Sergio Van Dijk (Belanda)
SVD bergabung dengan Persib melalui proses yang cukup panjang. Pemain yang kemudian mendapat kesempatan menjadi WNI ini dibanderol dengan harga tinggi untuk level kompetisi LSI. Tidak memiliki kecepatan, namun ditunjang dengan positioning yang baik, tendangan keras dan postur tubuh yang ideal, SVD mampu mengemas 21 gol selama satu musim di LSI 2013. Torehan tersebut menyamai rekor Sutiono Lamso, striker yang membawa Persib menjuarai Liga Indonesia pertama tahun 1995. Ketika pelatih Djanur mempertahankan namanya pada LSI 2014, Sergio memilih hengkang ke Liga Iran. Padahal ekspektasi bobotoh begitu tinggi ingin melihat duet runner up top skor LSI 2013, karena musim tersebut Persib juga mendatangkan Djibril Coulibaly
14. Vladimir Vujovic (Montenegro)
Bek paling tinggi yang pernah dimiliki Persib ini berhasil mempersembahkan gelar juara yang kedua bagi Maung Bandung. Pemain yang memiliki keunggulan dalam duel di udara ini selalu tampil baik di setiap laga Persib pada musim 2014.
ZONA AFC
15. Suchao Nuchnum (Thailand)
Pada debutnya bersama Persib di stadion si Jalak Harupat, Suchao berhasil mencetak gol ke gawwang Pelita Jaya. Pemain timnas Thailand ini selalu dipuja bobotoh karena memang berkontribusi positif bagi Persib Bandung. Dalam setiap laganya, dia hampir selalu bermain baik. Walaupun hanya tiga bulan bergabung dengan Persib, namanya telah tersimpan di palung hati para bobotoh. Gol sepektakuler yang sulit dilupakan adalah ketika mencetak gol langsung dari tendangan sudut yang ia eksekusi sendiri ke gawang Persik kediri yang saat itu dijaga Herman Batak.
16. Sinthaweechai Hathairattanakool (Thailand)
Dua musim Persib pernah merasakan jasa kiper timnas Thailand ini. Musim pertamanya pada tahun 2006 saat masih berlabel kiper timnas Thailand U-23. Pada musim pertamanya mentas di Liga Indonesia, Kosin telah menjadi pujaan bobotoh, walaupun prestasi tim yang dibelanya jauh dari harapan. Di tahun tersebut, Kosin sering menepi karena cedera. Dia juga pernah mengenakan ban kapten saat Charis Yulianto dan Antonio Claudio tidak sanggup menahan tekanan dari bobotoh dan internal tim. Kemudian kembali bersama Suchao dengan nama yang berbeda, yaitu Sinthaweechai Hathairattanakool pada LSI 2009/2010 dengan status pemain pinjaman.
Adakah pemain favorit anda?
Penulis, Indra Jaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar